Saturday, 28 February 2009 - Sermon

"Pranikah, hubungan yang kudus"
Preacher: Thomas Dwi Maryono

Segala sesuatu direncanakan oleh Allah mengikuti sebuah pola dan didasari oleh suatu prinsip. Apakah kehendak Allah di dalam suatu pernikahan?

Jawabannya adalah KEKUDUSAN.

Bagaimana mempersiapkan diri dalam memasuki masa-masa kedewasaan dan pergaulan?

3) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, 4) supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, 5) bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, 6) dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. 7) Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. 8) Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu. 9) Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.
1 Tesalonika 4:3-9


Kenapa kita harus menjauhi perbuatan yang cemar?
1. Supaya menjauhi percabulan (ayat 3)
> Sex di luar penikahan (sex pranikah)=DOSA.
> Percabulan dan perzinahan merusak hubungan kesedagingan pernikahan.
> Kenapa doa kita tidak pernah dijawab? Karena kita melakukan dosa.
2. Supaya menjaga kekudusan dan kehormatan
> Pernikahan kristen=monogami, hanya satu kali seumur hidup. Boleh menikah lagi jika pasangannya meninggal dunia, Jika cerai menikah lagi, maka ia berzinah seumur hidup.
> Pranikah kristen tidak boleh didasari hawa nafsu. Tapi didasari oleh kasih AGAPE (kasih tanpa syarat).
3. Supaya tidak memperdaya saudara seiman
> Hanya ada 2 macam hubungan, yaitu hubungan pernikahan dan hubungan saudara seiman. Tidak ada hubungan transisi (coba-coba).
> Memperdaya=mencari keuntungan diri sendiri dengan menjadikan orang lain obyek kesenangan atau nafsunya.
>Tujuan pernikahan: menghadirkan anak-anak yang mengenal Allah.

Jalan keluar:

Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Galatia 6:7

1. Ingat panggilan kita adalah melakukan yang kudus (jangan menolak Allah).

2. Hidup dalam kasih persaudaraan.

0 komentar: